Masjid Tua Patimburak
TERNYATA, TANAH PAPUA memiliki masjid berusia 140-an tahun di Kabupaten Fakfak.
Masjidnya pun unik, memiliki gaya arsitektur ala bangunan Eropa. Inilah Masjid
Tua Patimburak, yang disebut-sebut masjid tertua di tanah Papua.
Islam ternyata juga punya sejarah panjang di Bumi Cendrawasih. Ini terbukti dari Masjid Tua Patimburak yang masih berdiri hingga kini dan digunakan sebagai tempat beribadah umat Muslim setempat. Dari data resmi Kementerian Agama, Masjid Tua Patimburak berlokasi di Desa Patimburak, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua. Untuk menuju ke sana, pertama traveler naik angkutan umum dari Kabupaten Fakfak ke Distrik Kokas selama dua jam. Kemudian, lanjut naik perahu selama satu jam untuk tiba di Desa Patimburak.
Usut punya usut, masjid tersebut punya nama asli yakni Masjid Al Yasin. Namun karena berlokasi di Desa Patimburak dan umurnya sudah sangat tua, maka lebih familiar dengan nama Masjid Tua Patimburak. Diketahui, Masjid Tua Patimburak didirikan tahun 1870 oleh seorang imam bernama Abuhari Kilian. Dia berasal dari Kesultanan Ternate dan mendapat tugas untuk menyebarkan Islam ke tanah Papua.
Meski belum terbukti secara literatur, Masjid Tua Patimburak disebut-sebut sebagai masjid pertama yang ada di Papua. Namun coba perhatikan, tampak jauh Masjid Tua Patimburak tidak terlihat seperti masjid.
Tampak jauh, kubah Masjid Tua Patimburak mirip dengan kubah mirip gereja-gereja di Eropa pada masa lampau. Atapnya berupa seng (seperti rumah-rumah di Papua) dan berwarna hijau, merah dan kuning.
Masih soal arsitektur bangunannya, bentuk segi enam pada dasar bangunan melambangkan enam rukun iman yang merupakan dasar ajaran Islam. Kubah dengan alas berbentuk segi delapan, menggambarkan delapan mata angin dengan salah satu arah ditandai oleh mihrab yang menunjuk ke arah Kiblat.
Sementara itu, di tengah-tengah bangunan masjid terdapat empat tiang penyangga yang menyerupai struktur bangunan di pulau Jawa. Interior masjid ini pun hampir sama dengan masjid-masjid yang didirikan oleh para wali di Jawa. Dalam perkembangan zaman, masjid Masjid Tua Patimburak pernah diterjang bom tentara Jepang. Lubang bekas pecahan bom tersebut masih dapat dilihat di pilar masjid.
Kini, Masjid Tua Patimburak tetap menjadi tempat ibadah untuk sekitar 150 umat Muslim yang ada di Desa Patimburak. Bagi traveler, tentu masjid tersebut merupakan destinasi religi sekaligus sejarah. (sumber info dan foto: travel.detik.com).
Islam ternyata juga punya sejarah panjang di Bumi Cendrawasih. Ini terbukti dari Masjid Tua Patimburak yang masih berdiri hingga kini dan digunakan sebagai tempat beribadah umat Muslim setempat. Dari data resmi Kementerian Agama, Masjid Tua Patimburak berlokasi di Desa Patimburak, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua. Untuk menuju ke sana, pertama traveler naik angkutan umum dari Kabupaten Fakfak ke Distrik Kokas selama dua jam. Kemudian, lanjut naik perahu selama satu jam untuk tiba di Desa Patimburak.
Usut punya usut, masjid tersebut punya nama asli yakni Masjid Al Yasin. Namun karena berlokasi di Desa Patimburak dan umurnya sudah sangat tua, maka lebih familiar dengan nama Masjid Tua Patimburak. Diketahui, Masjid Tua Patimburak didirikan tahun 1870 oleh seorang imam bernama Abuhari Kilian. Dia berasal dari Kesultanan Ternate dan mendapat tugas untuk menyebarkan Islam ke tanah Papua.
Meski belum terbukti secara literatur, Masjid Tua Patimburak disebut-sebut sebagai masjid pertama yang ada di Papua. Namun coba perhatikan, tampak jauh Masjid Tua Patimburak tidak terlihat seperti masjid.
Tampak jauh, kubah Masjid Tua Patimburak mirip dengan kubah mirip gereja-gereja di Eropa pada masa lampau. Atapnya berupa seng (seperti rumah-rumah di Papua) dan berwarna hijau, merah dan kuning.
Masih soal arsitektur bangunannya, bentuk segi enam pada dasar bangunan melambangkan enam rukun iman yang merupakan dasar ajaran Islam. Kubah dengan alas berbentuk segi delapan, menggambarkan delapan mata angin dengan salah satu arah ditandai oleh mihrab yang menunjuk ke arah Kiblat.
Sementara itu, di tengah-tengah bangunan masjid terdapat empat tiang penyangga yang menyerupai struktur bangunan di pulau Jawa. Interior masjid ini pun hampir sama dengan masjid-masjid yang didirikan oleh para wali di Jawa. Dalam perkembangan zaman, masjid Masjid Tua Patimburak pernah diterjang bom tentara Jepang. Lubang bekas pecahan bom tersebut masih dapat dilihat di pilar masjid.
Kini, Masjid Tua Patimburak tetap menjadi tempat ibadah untuk sekitar 150 umat Muslim yang ada di Desa Patimburak. Bagi traveler, tentu masjid tersebut merupakan destinasi religi sekaligus sejarah. (sumber info dan foto: travel.detik.com).
Komentar
Posting Komentar