KALTENG: Pesona Masjid Tertua Kiai Gede
KALIMANTAN TENGAH merupakan provinsi terbesar di Pulau Kalimantan.
Provinsi yang memiliki sejuta pesona keindahan alam ini ternyata juga menyimpan
sejarah panjang tentang masuknya Islam ke pulau ini. Sebuah masjid berusia
ratusan tahun dengan nama Masjid Kiai Gede, masih kokoh berdiri
di Kotawaringin Hulu, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin
Barat, Provinsi Kalimantan Tengah
(Kalteng). Masjid Kiai Gede merupakan masjid tertua di Kalteng, dibangun tahun
1052 Hijriyah, memiliki bentuk fisik dan arsitektur bangunan yang mirip
dengan Masjid Demak di Jawa
Tengah.
Nama masjid ini
diambil berdasarkan nama seorang ulama asal Demak, yaitu Kiai Gede, yang diutus
untuk menyebarkan ajaran Islam di Kalimantan. Kiai Gede yang pernah berguru
pada Sunan Giri di Gresik, tiba di Kalimantan tahun 1591 M bersama sejumlah
pengikutnya.
Berkat jasa-jasanya yang
besar dalam menyebarkan Islam dan membangun wilayah Kotawaringin, Sultan
Mustainubillah kemudian menganugerahi jabatan kepada Kiai Gede sebagai Adipati
di Kotawaringin dengan pangkat Patih Hamengkubumi dan bergelar Adipati Gede Ing
Kotawaringin. Namun, hadiah yang paling berharga dari Sang Sultan bagi Kiai
Gede adalah dibangunnya sebuah masjid yang kelak bukan sekadar sebagai tempat
beribadah, melainkan juga sebagai pusat kegiatan kemasyarakatan bagi Kiai Gede
dan para pengikutnya.
Keistimewaan Masjid Kiai
Gede dapat dilihat dari bahan bangunannya yang semuanya terbuat dari kayu
pilihan, yaitu kayu Ulin yang terkenal dapat bertahan dalam jangka waktu lama.
Selain itu, arsitekturnya menyerupai gaya arsitektur masjid-masjid di Jawa, khususnya Masjid Agung Demak,
antara lain bentuk atapnya yang bersusun menyerupai pura, juga tiang-tiangnya
yang tidak ditanam, melainkan hanya diletakkan di atas tumpuan menyerupai
mangkuk yang terbuat dari kayu Ulin. Konon, Kiai Gede sendiri yang mengusulkan
agar tiang masjid dibangun seperti itu. Maksudnya agar masyarakat Islam pada
periode selanjutnya tidak kesulitan untuk mengganti tiang-tiang tersebut jika
suatu saat terjadi kerusakan.
Masjid
yang berjarak sekitar 61 kilometer dari ibukota Kabupaten
Kotawaringin Barat, yaitu Pangkalan Bun, ini sudah ditetapkan
sebagai bangunan cagar budaya. Maklum, masjid kayu ini memiliki peran penting
dalam sejarah penyebaran Islam di Kalimantan Tengah, serta memiliki bentuk
arsitektur yang menarik dan kokoh. Hampir seluruh bangunan masjid terbuat dari
kayu Ulin pilihan khas Kalimantan yang tahan terhadap perubahan cuaca. Uniknya
lagi, bangunan masjid ini tidak menggunakan paku, melainkan menerapkan konsep
lego.
Komentar
Posting Komentar