TIBET: Masjid Agung Lhasa, Masjid di Atap Dunia



TIBET, sebuah negeri yang juga berada di lokasi geografis tertinggi di bumi dengan elevasi rata-rata 4.900 meter dari permukaan laut (mdpl). Jauh lebih tinggi dari Gunung Semeru (3.676 mdpl) puncak tertinggi di Pulau Jawa ataupun Gunung Jayawijaya (4.884 mdpl) puncak tertinggi di Papua. Dengan ketinggian itu menjadikan Tibet sebagai kawasan tertinggi di planet bumi. Wajar bila kemudian Tibet disebut sebagai “Negeri di Atap Dunia”. Tibet beribukota di Lhasa, kota tempat bagi Masjid Agung Lhasa, yang kita sebut “Masjid di Atap Dunia”.

Dulu, Tibet merupakan sebuah Monarki dengan agama Budha sebagai agama Negara. Pemimpin negaranya juga merupakan pemimpin tertinggi agama Budha, bergelar Dalai Lama. Negeri dengan sejumlah bangunan megah peninggalan Sang Penguasa Negeri Atap Dunia. Kota Lasha kadang juga dijuluki sebagai “Tempat Bersemayam-nya Para Dewa”. Sebuah bangunan istana monumental menjadi landmark dan tujuan wisata utama di jantung kota Lhasa, Istana Potala namanya. Bangunan istana yang menyandang predikat sebagai istana kuno dengan lokasi geografis tertinggi di muka bumi. Istana tempat bertahtanya Dalai Lama pertama hingga Dalai Lama terakhir.

Di tengah negeri yang kental dengan tradisi Budha ini, Islam telah eksis sejak hampir seribu tahun lalu. Di situ, Masjid Agung Lasha merupakan salah satu bukti eksistensi Islam di Tibet umumnya dan di kota Lasha khususnya. Lokasinya yang berada di kota tertinggi di bumi membuat Masjid Agung Lasha menjadi masjid yang juga terletak di lokasi tertinggi di muka bumi. Masjid di Atap Dunia. Arsitektural masjid ini begitu unik dalam kesederhanaannya memadukan arsitektural Islam dengan arsitektural tradisional asli Tibet dengan sentuhan tradisional Hui.

Masjid Agung Lhasa juga dikenal dengan nama Masjid Hebalin, karena lokasinya yang berada di kawasan Hebalin, pusat kota Lasha. Masjid yang menjadi pusat komunitas muslim Hui di Tibet. Masjid ini dibangun tahun 1716 M di masa pemerintahan Kaisar Kangxi dari dinasti Qing. Kali pertama dibangun luasnya 200 meter persegi. Tahun 1793 lalu diperluas. Tahun 1959 sempat hancur, dan kemudian dibangun lagi di tahun yang sama. Bangunan yang kini kita lihat di pusat kota Lasha adalah bangunan setelah masjid dibangun kembali.

Keseluruhan bangunan Masjid Agung Lhasa menempati area seluas 2.600 meter persegi, termasuk bangunannya seluas 1.300 meter persegi. Bangunan utamanya terdiri dari ruang shalat utama, dan bangunan penunjang termasuk bangunan bunker, menara air, kamar mandi, tempat wudhu dan lainnya. Ruang shalat masjid itu sendiri luasnya 285 meter persegi. ***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERUI – PAPUA: Masjid Agung Darussalam

THAIF-MAKKAH: Masjid Kuk, Jejak Mukjizat Rasulullah

Jawa Barat: Masjid As-Saadiah Rahman, Kota Depok