MADIUN: Masjid Agung Baitul Hakim dan Masjid Kuno Kuncen
Masjid Agung Baitul Hakim
APRIL 2017, saya kembali hadir di Kota Madiun, Jawa
Timur. Tak lupa, saya melangkahkan kaki menuju Masjid Agung Baitul Hakim.
Masjid terbesar di Kota Madiun ini terletak di sebelah barat Alun-Alun Kota Madiun.
Dibangun pada zaman kolonial Belanda sekitar tahun 1830.
Masjid ini memadupadankan seni arsitektur Jawa, Timur
Tengah, dan Eropa. Arsitektur Jawa kental terlihat pada bangunan utama atau
serambi makmum bagian dalam dengan bentuk limasan atau joglo yang merupakan
ciri khas kebudayaan Jawa. Arsitektur Eropa dan Timur Tengah menjadi penghias
dinding dengan ornamen-ornamen unik yang melapisi di bagian dasar serta luar
mulai lantai, kubah maupun menara. Pada bagian serambi luar jika kita melihat
ke atas, kita akan melihat cekungan kubah dengan corak langit dan awan seolah
kita beribadah di bawah langit yang biru dengan awan putih sebagai payung.
Tampilan Masjid Agung
Baitul Hakim menjadi seperti sekarang ini karena renovasi besar-besaran pada
tahun 2002. Ditandai dengan pemasangan tiang-tiang dengan masih mempertahankan empat
pilar utama dari kayu seperti ciri khas masjid Jawa umumnya. Selain itu,
pilar-pilar ini ditinggikan dengan menambahkan cor beton dan dilapisi dengan
marmer di bawahnya. Tahun 2011 renovasi terakhir dilakukan dengan menambah luas
serambi masjid, membangun kubah dan menara hingga seperti saat ini. Hampir
seluruh bagian luar bangunan masjid dicat warna biru, dan warna hijau pada
serambi luar. Hal ini dapat memberikan kesan adem dan sejuk ketika melihat dan
memasuki masjid ini. Pada bagian halaman masjid dibangun taman dengan pepohonan
rindang dan sedap dipandang mata.
Terlihat megah dengan beberapa kubah berukuran besar
dan sebuah menara masjid yang cukup tinggi. Bagi kita kebetulan sedang
berkunjung ke Madiun, mampirlah sebentar untuk shalat berjamaah di Masjid ini.
Selain Masjid Agung, Kota Madiun juga memiliki
masjid kuno (tertua di “Kota Brem” Madiun). Namanya Masjid Kuno Kuncen atau
Masjid Nur Hidayatulloh. Berada di Kelurahan Kuncen. Masjid ini mengandung
nilai sejarah sangat tinggi, selain karena bangunan masjid serta artefaknya,
juga terdapat peninggalan-peninggalan kerajaan terdahulu, yang merupakan asal-usul
Kota Madiun. Konon, dibangun pada masa Bupati Pangeran Timur.
Pangeran Timur adalah putera Sultan Trenggono, adik
ipar Sultan Hadiwijaya alias Mas Karebet atau popular disebut Jaka Tingkir.
Pada tanggal 18 Juli 1568, Pangeran Timur diangkat menjadi Bupati Madiun yang
pertama oleh Sunan Bonang yang mewakili para Wali. Pangeran Timur kemudian
dikenal sebagai Panembahan Rama atau Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno yang
memerintah Madiun selama tahun 1568-1586. ***
Sumber: Disadur dari beberapa sumber.
Komentar
Posting Komentar