MADINAH: Masjid Nabawi
JUM’AT MALAM di penghujung akhir Desember 2019, pukul 20.00 waktu setempat (KSA), setelah menempuh perjalanan bus 5 jam dari Makkah, tibalah kami di Kota Madinah. Selepas menaruh barang bawaan di hotel tempat menginap, kami bergegas berjalan kaki menuju Masjid Nabawi yang berjarak 200 meter. Dipandu oleh Ustadz Hendri Gultom selaku Muthawif.
Sungguh kami rindu untuk segera bershalawat buat Rasulullah dan menunaikan shalat di Masjid Nabiyullah Muhammad SAW ini. Rombongan Umrah kami yang 40-an orang jamaah masuk melalui Gate 21, serta mengambil tempat untuk menunaikan Jamak Takhir Maghrib dan Isya’ yang dipimpin oleh Ustadz Syarif Hidayatullah selaku Team Leader.
Masjid Nabawi megah, terbesar dan paling suci kedua di dunia setelah Masjidil Haram. Nabi Muhammad membangun Masjid Nabawi pada tahun pertama setelah hijrah dari Makkah ke Madinah (622 M, yang kala itu bernama Yatsrib). Al-Masjid Al-Nabawi, nama Arab masjid ini, adalah tempat ibadah kedua yang dibangun Rasulullah di Madinah. Yang pertama adalah Masjid Quba, sekitar 5 kilometer di pinggiran Kota Madinah.
Salah satu sudut bagian dalam Masjid Nabawi.
Awalnya, Masjid Nabawi yang dibangun di samping rumah Rasulullah, berukuran 30 x 35 meter persegi. Selanjutnya, serangkaian renovasi terus dilakukan hingga sekarang. Saat ini Masjid Nabawi berkapasitas tampung 1 juta jamaah, dan nantinya bisa menampung 1,8 juta jamaah, seluas 1.300 x 785 meter (luas bangunan Masjid 1.060 x 580 meter). Dilengkapi dengan 250 payung otomatis berukuran besar di area pelatarannya untuk melindungi para jamaah dari sinar matahari atau hujan. Lebih dari 3.200 orang bekerja setiap hari untuk membersihkan Masjid Nabawi.
Lokasi rumah Nabi sendiri awalnya berada persis di samping Masjid, dan di situlah beliau wafat dan dimakamkan. Ketika Nabi wafat, para sahabat berunding di mana beliau dimakamkan. Menurut Abu Bakar, Nabi pernah bersabda bahwa para nabi dimakamkan di tempat di mana Allah mencabut nyawa mereka. Maka, Nabi pun dimakamkan di ruang yang sebelumnya merupakan kamar isterinya, Aisyah, itu.
Lokasi rumah Nabi sendiri awalnya berada persis di samping Masjid, dan di situlah beliau wafat dan dimakamkan. Ketika Nabi wafat, para sahabat berunding di mana beliau dimakamkan. Menurut Abu Bakar, Nabi pernah bersabda bahwa para nabi dimakamkan di tempat di mana Allah mencabut nyawa mereka. Maka, Nabi pun dimakamkan di ruang yang sebelumnya merupakan kamar isterinya, Aisyah, itu.
Ketika Abu Bakar (khalifah pertama) sakit, dia minta izin kepada Aisyah agar kelak jika meninggal bisa dimakamkan berdampingan dengan makam Nabi, dan Aisyah setuju. Khalifah kedua, Umar bin Khattab, juga mengajukan permintaan yang sama, dan Aisyah (yang merupakan anak Abu Bakar itu) mengizinkan pula. Maka kita bisa menyaksikannya hingga sekarang ini makam Rasulullah, Abu Bakar dan Umar berada dalam satu ruangan yang posisinya tidak jauh dari mimbar Masjid Nabawi. Ummul Muslimin Aisyah sendiri yang meninggal pada usia 66 tahun, dimakamkan di Pemakaman Jannatul Baqi.
Renovasi dan perluasan yang berlangsung selama berabad-abad semenjak Khalifah Umar, membuat kamar, makam dan bangunan di samping masjid itu, kini menjadi bagian bangunan dalam dari Masjid Nabawi. Kubah Hijau yang terkenal dan merupakan salah satu monumen paling mencolok di Masjid Nabawi, adalah kubah besar yang dibangun di atas ruang yang menjadi tempat makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar.
Tidak hanya makam Nabi yang menjadi ziarah utama di Masjid Nabawi, namun juga sebuah tempat yang disebut Al-Raudah. Berada antara mimbar Masjid tempat Nabi biasa berkutbah dan/atau bertausyiah dengan rumah beliau. Nabi pun pernah bersabda: "Antara rumahku dan mimbar, ada potongan taman dari Surga" (H.R. Bukhari, diriwayatkan Abu Hurairah). Itulah yang dinamakan Al-Raudah, yang terbuka bagi pengunjung dengan waktu dan bagian ruangan terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Biasanya pengunjung melakukan shalat sunnah di Al-Raudah, sebelum mengucapkan salam ke arah makam Nabi. Al-Raudah dihiasi dekorasi karpet dan ornamen. Luas Al-Raudah sekitar 22 x 15 meter.
Keutamaan Masjid Nabawi adalah seperti yang pernah disabdakan oleh Nabi: "Satu kali shalat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali shalat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali shalat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali shalat di masjid lainnya." (HR. Ahmad). Diterima dari Anas bin Malik bahwa Nabi pun bersabda: "Barangsiapa melakukan shalat di masjidku sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali shalat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah ia dari kemunafikan." (HR. Ahmad dan Thabrani).
Di antara rombongan kami saat berada di Masjid Nabawi.
Masjid Nabawi memiliki 41 gerbang, dengan 85 pintu. Beberapa gerbang memiliki 1, 2, 3 atau bahkan 5 pintu. Di dalam bangunan Masjid terdapat 700-an tiang. Bangunan besar Masjid Nabawi pun ditandai oleh 10 menara pencakar langit dengan tinggi masing-masing 105 meter.
Bangunan yang menghampar luas di bagian kiri Masjid adalah pemakaman Jannatul Baqi, tempat ratusan sahabat Nabi dikebumikan. Bangunan lain di seputaran Masjid Nabawi adalah kantor pemerintahan, beragam hotel dan penginapan, pusat perbelanjaan, jalan-jalan utama, dan sebagainya.
Kota Madinah, terutama Masjid Nabawi, selalu ramai dikunjungi umat Muslim sedunia, baik bagi mereka yang sedang menunaikan ibadah Umrah ataupun Haji (saat musim Haji tiba). Bersyukur, kami sekeluraga bersama rombongan jamaah Umrah yang dikoordinasi oleh sebuah Biro Travel di Jakarta, berkesempatan pula untuk berkunjung ke Madinah Al-Munawarah, selama beberapa hari. *** (by YW).
Bangunan yang menghampar luas di bagian kiri Masjid adalah pemakaman Jannatul Baqi, tempat ratusan sahabat Nabi dikebumikan. Bangunan lain di seputaran Masjid Nabawi adalah kantor pemerintahan, beragam hotel dan penginapan, pusat perbelanjaan, jalan-jalan utama, dan sebagainya.
Kota Madinah, terutama Masjid Nabawi, selalu ramai dikunjungi umat Muslim sedunia, baik bagi mereka yang sedang menunaikan ibadah Umrah ataupun Haji (saat musim Haji tiba). Bersyukur, kami sekeluraga bersama rombongan jamaah Umrah yang dikoordinasi oleh sebuah Biro Travel di Jakarta, berkesempatan pula untuk berkunjung ke Madinah Al-Munawarah, selama beberapa hari. *** (by YW).
Komentar
Posting Komentar