CIREBON (JAWA BARAT): Masjid Agung Sang Cipta Rasa
BEBERAPA WAKTU LALU kami bertetirah ke Kota Cirebon, Jawa Barat. Kami pun sengaja mampir untuk Shalat Dhuhur di Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang dibangun tahun 1480-an oleh Walisongo atas prakarsa Sunan Gunung Jati itu. Pembangunannya dipimpin oleh Sunan Kalijaga bersama 200 orang pembantunya (dari Kesultanan Demak). Boleh jadi karena itu, arsitektur Masjid Agung Cirebon ini mirip Masjid Agung Demak (Jawa Tengah).
Letak Masjid Agung Sang Cipta Rasa berada di seberang depan Keraton Kasepuhan Cirebon. Persisnya di Jalan Keraton Kasepuhan No.43, Lemahwungkuk, Pusat Kota Cirebon. Sebab itu, masyarakat pun kerap menyebutnya dengan nama Masjid Agung Kasepuhan. Kala itu, Kota Cirebon merupakan salah satu “Kota Wali” dan pusat penyebaran agama Islam di Tanah Jawa.
Masjid ini memiliki banyak keunikan. Dibangun tanpa menara, beratap limas dan tanpa hiasan di ujungnya. Bangunan utamanya dari bata dan berdinding merah, dengan perluasan teras di setiap sisinya. Atap di bagian pelataran cukup rendah seperti rumah Joglo. Ada tempat berwudhu tradisional berupa bak bulat dan kendi besar berisi air.
Pintu masuk ke ruang utama Masjid dibuat kecil. Orang dewasa harus membungkuk masuk. Maknanya adalah penghormatan (membungkuk) untuk masuk ke masjid yang merupakan rumah Allah. Di dalam ruangan utama banyak tiang kayu yang ditopang dengan konstruksi besi modern sebagai upaya konservasi bangunan bersejarah. Di atas dinding bata, berjejer kaligrafi lukisan kaca dengan aneka ayat-ayat Al-Qur’an. Lukisan kaca memang salah satu seni lukis khas Cirebon.
Mimbar shalat Jumat berupa singgasana kayu yang antik. Tempat imam shalat berupa batu putih dengan ornamen bunga teratai, dekorasinya seperti akulturasi dengan budaya Hindu. Pada shaf pertama dan shaf terakhir masing-masing memiliki sekat berdinding kayu berukuran 2x2 meter untuk tempat shalat keluarga Keraton.
Konon Masjid ini dibangun dalam semalam. Dibangun sejak Maghrib sampai Shubuh menjelang. Hal ini diceritakan dalam buku sejarah Babad Tanah Cirebon. Dinamai Sang Cipta Rasa karena Masjid ini dianggap merupakan pengejawantahan dari rasa dan kepercayaan.
Mimbar shalat Jumat berupa singgasana kayu yang antik. Tempat imam shalat berupa batu putih dengan ornamen bunga teratai, dekorasinya seperti akulturasi dengan budaya Hindu. Pada shaf pertama dan shaf terakhir masing-masing memiliki sekat berdinding kayu berukuran 2x2 meter untuk tempat shalat keluarga Keraton.
Konon Masjid ini dibangun dalam semalam. Dibangun sejak Maghrib sampai Shubuh menjelang. Hal ini diceritakan dalam buku sejarah Babad Tanah Cirebon. Dinamai Sang Cipta Rasa karena Masjid ini dianggap merupakan pengejawantahan dari rasa dan kepercayaan.
Pendek kata, banyak keunikan dari Masjid Agung yang bernilai sejarah tinggi ini. Untuk itu, bila kita sedang berada di Kota Cirebon atau tengah melintas Kota Cirebon, ayo sejenak kita kunjungi Masjid Agung Walisongo ini. Di Cirebon sendiri juga ada beberapa Masjid tua bersejarah, di antaranya adalah Masjid Pejlagrahan, Masjid Bata Merah Panjunan, Masjid Pasalakan, Masjid Al-Banyamin dan Masjid Al-Karomah (Kramat Depok). *** (YW)
Komentar
Posting Komentar