Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

JAWA TIMUR (Jombang): Masjid Agung Baitul Mukminin

Gambar
NOVEMBER 2021. Pagi beranjak siang, selepas dari ziarah ke Kompleks Makam Sang Pendiri NU (Nahdlatul Ulama) K.H. Hasyim Asy’ari di area Pondok Pesantren Tebuireng, kami (Tim Kerja Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an [PPTQ] Tasnim dan Masjid As-Saadiah Rahman, Depok, Jawa Barat) meluncur ke Masjid Agung Baitul Mukminin yang berada di pusat Kota Jombang. Jarak tempuh dari Tebuireng ke Masjid Baitul Mukminin sekitar 20 menit. Masjid Agung Baitul Mukminin, tampak depan. Sebuah Masjid yang megah, dan kental dengan nuansa ke-Islam-an. Lokasinya di Jalan K.H. Ahmad Dahlan 28, di sisi barat Alun-Alun Kota Jombang. Pada sisi lain Alun-Alun, terdapat Pendopo Kabupaten, dan beberapa bangunan perkantoran. Masjid yang memiliki dua menara menjulang tinggi ini sangat mudah dikenal masyarakat karena lokasinya strategis dan menjadi landmark Kota Jombang. Lantai, atap dan pernak-pernik di dalam Masjid yang tampak indah. Bangunan Masjid Agung Baitul Mukminin berciri khas joglo dengan ukiran dan ornamen

YOGYAKARTA: Pondok Pesantren “Al-Qur’an” Krapyak Al-Munawwir

Gambar
YOGYAKARTA , awal November 2021. Sore itu, selepas Ashar, kami (Tim Silaturrahim Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an [PTTQ] Tasnim dan Masjid As-Saadiah Rahman, Depok – Jawa Barat) hadir di Pondok Pesantren Al-Munawwir, yang berada di Jalan K.H. Ali Maksum, Krapyak Kulon, Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Di sepanjang kiri-kanan Jalan Ali Maksum itu, berdiri sederetan Madrasah dari tingkat kanak-kanak hingga selevel pendidikan tinggi. Setelah memasuki pintu gerbang utama, kami menuju halaman parkir, yang dikelilingi oleh beberapa rumah Pengasuh dan Asrama/Pondok para Santri di sisi timur, sebuah gedung di sisi selatan, dan di sisi barat ada sebuah Masjid berukuran relatif besar. Sore itu, sejumlah Santri ikhwan (putera) tampak sedang melakukan muraja’ah Al-Qur’an. Di Ponpes Al-Munawwir juga mendidik para Santri akhwat (puteri). Mereka, di antara Santri Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak. Ponpes Al-Munawwir terbilang merupakan Ponpes pertama dan tertua di wilayah Yogyakarta. Awalny

Jawa Tengah, Sragen: Masjid Raya Al-Falah

Gambar
Dari Masjid Kita Bangkit DARI MASJID Jogokariyan (Yogyakarta) menuju Masjid Raya Al-Falah (Sragen, Jawa Tengah). Itulah sekilas perjalanan yang kami (Tim Kerja Masjid As-Saadiah Rahman dan Ponpes Tahaffudzul Qur’an TASNIM, Depok – Jawa Barat) lakukan pada awal November 2021 lalu. Saat Jamaah meluber hingga Jalan Protokol Sukawati, pusat kota Sragen. Masjid Al-Falah Sragen merupakan salah satu ikon Kota Sragen. Dekat alun-alun Kota Sragen dan Kantor Bupati Sragen. Berlokasi di pinggir jalan utama Kota Sragen, yaitu Jalan Sukowati, tempat pertokoan dan perkantoran berada. Luas bangunan Masjid sekitar 1.100 Meter persegi, berdiri di atas lahan seluas 5.150 Meter persegi. Pagi hingga siang itu kami diterima oleh Pelaksana Harian Takmir Masjid Al-Falah, yakni Ludfi Orbani dan tim kerjanya. Masjid Raya Al-Falah Sragen, terus dipadati dengan berbagai program kajian. Kali pertama, Masjid Raya Al-Falah didirikan di atas tanah pemberian dari PG (Pabrik Gula) Mojo Sragen, 1956. Kala itu, dinam

YOGYAKARTA: Bersilaturrahim ke Masjid Jogokariyan

Gambar
NAMA MASJID JOGOKARIYAN sudah begitu akrab di telinga masyarakat, terutama bagi ummat Islam. Alhamdulillah , pada awal November 2021, kami (Tim Kerja Masjid Jami’ As-Saadiah Rahman dan Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an [PPTQ] Tasnim, Depok – Jawa Barat) berkesempatan melakukan silaturahim kerja ke Masjid Jogokariyan yang berada di Kota Yogyakarta itu. Tampak dari atas Siang itu, selepas Dhuhur, kami diterima oleh Enggar Haryo Panggalih, seorang Pengurus Takmir Bidang Kesekretariatan Masjid Jogokariyan. Berbincang seputar jejak langkah Masjid yang dibangun tahun 1966 dan mulai difungsikan (diresmikan) pada Agustus 1967. Namanya diambil dari nama kampung tempat Masjid berdiri, yaitu Kampung Jogokariyan. Tepatnya di Jalan Jogokariyan 36, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Pembangunan Masjid berawal dari wakaf seorang pedagang batik dari Karangkajen, Yogyakarta. Semula, Masjid berada di kawasan selatan Kampung Jokogkariyan. Dan, seiring berjalannya waktu, Masjid dipindahkan ke tengah kampung

Jawa Barat: Masjid As-Saadiah Rahman, Kota Depok

Gambar
S UATU KALI kami dalam perjalanan di pinggiran barat daya Kota Depok, Jawa Barat. Dalam perjalanan itu, mata kami lantas melihat sebuah bangunan baru Masjid yang dominan warna abu-abu dan kaca menara berwarna biru. Sebuah Masjid di atas lahan sekitar 1.000 Meter persegi. Luas bangunan sekitar 1.200 Meter persegi. Toilet laki-laki yang lega di lantai satu dan dua. Dan, toilet perempuan yang asri di lantai satu. Ada bangunan kantin yang luas, yang menyediakan minuman (air putih, teh dan kopi) gratis. Pada beberapa sudut bangunan Masjid juga tersedia dispenser untuk minum para jamaah. Itulah Masjid As-Saadiah Rahman. Dibangun oleh putra-putri almarhum Abdurrahman Latif dan almarhumah Siti Saadiah. Tanah tempat Masjid berdiri adalah wakaf dari pasangan suami-istri Abdurrahman Latif dan Siti Saadiah. Lokasinya berada di pinggir Jalan Cagar Alam Selatan, Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung, Depok. Berada di seputaran kompleks perumahan Puri Tiara Indah, The Mappel, Green Field dan Ca

MALUKU: Masjid Al-Fatah AMBON

Gambar
MASJID RAYA AL-FATAH , salah satu Masjid tua di Kota Ambon, Maluku, terlihat masih kokoh. Kesan mendalam saat kami berkunjung ke Ambon beberapa waktu lalu, dan menyempatkan diri untuk bersujud di dalam Masjid yang dibangun kali pertama tahun 1860 itu. Beberapa kali direnovasi, dan bentuk asli Masjid tetap dipertahankan. Bangunan Masjid Al-Fatah sekitar 2.200 M 2 , di atas lahan seluas 5.000 M 2 , berada di Jalan Sultan Babullah / Jalan Masjid Raya Ambon, di kawasan Sirimau. Mulanya hanya beratap rumbia, bertiang kayu dan berdinding papan. Ukuranya hanya 10 x 15 M. Seiring dengan perkembangan Kota Ambon, Masjid Al-Fatah diperluas. Tahun 1895, dilakukan renovasi. Namun, pada 1933, Kota Ambon dilanda banjir besar. Bangunan Masjid pun runtuh. Kemudian, tahun 1936, warga Kota Ambon (terutama yang berdomisili di Waihaong dan Silale) berinisiatif membangun kembali Masjid itu, selesai tahun 1940. Masjid Al-Fatah adalah Masjid yang kedua di Kota Ambon, setelah Masjid di Batu Merah, yakni Masjid