YOGYAKARTA: Pondok Pesantren “Al-Qur’an” Krapyak Al-Munawwir
YOGYAKARTA, awal November 2021. Sore itu, selepas Ashar, kami (Tim Silaturrahim Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an [PTTQ] Tasnim dan Masjid As-Saadiah Rahman, Depok – Jawa Barat) hadir di Pondok Pesantren Al-Munawwir, yang berada di Jalan K.H. Ali Maksum, Krapyak Kulon, Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Di sepanjang kiri-kanan Jalan Ali Maksum itu, berdiri sederetan Madrasah dari tingkat kanak-kanak hingga selevel pendidikan tinggi.
Setelah memasuki pintu gerbang utama, kami menuju halaman parkir, yang dikelilingi oleh beberapa rumah Pengasuh dan Asrama/Pondok para Santri di sisi timur, sebuah gedung di sisi selatan, dan di sisi barat ada sebuah Masjid berukuran relatif besar. Sore itu, sejumlah Santri ikhwan (putera) tampak sedang melakukan muraja’ah Al-Qur’an. Di Ponpes Al-Munawwir juga mendidik para Santri akhwat (puteri).
Ponpes Al-Munawwir terbilang merupakan Ponpes pertama dan tertua di wilayah Yogyakarta. Awalnya bernama Ponpes Krapyak, kemudian ditambah dengan nama Al-Munawwir untuk mengenang pendiri Ponpes, yakni K.H. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad, pada 15 November 1911, ketika beliau kembali ke Tanah Air setelah menimba ilmu di Makkah dan Madinah selama 21 tahun.
Selama bermukim di Kota Suci Makkah dan Madinah, Kyai Munawwir mendapatkan ijazah untuk mengajar tahfidz Al-Qur'an. Selain sebagai Hafidz (penghafal Al-Qur'an), beliau juga mendalami ilmu Al-Qur'an, Tafsir, dan Qiroatus Sab’ah dari beberapa guru. Beliau dikenal sebagai alim Jawa pertama yang berhasil menguasai qiroatus sab’ah.
Kegiatan syiar Islam, khususnya Ulum Al-Qur’an, yang semula berupa pengajian di kediaman orang tua Kyai Munawwir di bilangan Kauman, lantas mendirikan Ponpes di Dusun Krapyak yang berada di luar benteng Keraton Yogyakarta. Warna-warni kehidupan Ponpes Krapyak telah dilakoni oleh Kyai Munawwir dengan penuh perjuangan, kesabaran dan keistiqomahan. Beliau wafat pada pertengahan 1942, lalu kepemimpinan dan kepengasuhan Ponpes Krapyak dipercayakan kepada sang menantu, yaitu Kyai Ali, yang berasal dari Lasem, Rembang (Jawa Tengah). Dan, Al-Qur’an tetap menjadi ciri khas dan jiwa pendidikan pesantren ini.
Roda zaman terus bergulir ke depan. Kepemimpinan dan kepengasuhan Ponpes Krapyak beralih kepada anak dan sanak kerabat Kyai Munawwir. Terakhir, dipimpin dan diasuh oleh generasi cucu, yaitu KH. R. Muhammad Najib Abdul Qodir. Keterpaduan pembelajaran Al-Qur’an dengan Kitab-kitab (Kuning) terus dipertahankan dan dikembangkan hingga kini.
Saat ini, dalam usianya yang ke-110 tahun, Ponpes Krapyak semakin berkembang baik dan difasilitasi dengan berbagai jenjang lembaga pendidikan klasikal, mulai dari TK, Madrasah Diniyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasatul Banat, Madrasatul Huffadz, hingga Ma’had Aly yang merupakan perguruan tinggi ilmu salaf berupa jenjang pendidikan klasikal teratas di Ponpes Krapyak Al-Munawwir. Sebuah Ponpes yang telah masyhur keunggulannya dalam melahirkan generasi Huffadz Al-Qur’an di Tanah Air Indonesia. ***(YW)
Komentar
Posting Komentar