JAWA TIMUR: Masjid Agung Sunan Ampel

Masjid Agung Sunan Ampel. Sebuah Masjid bersejarah yang ada di Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. Oleh Pemerintah Kota Surabaya, sejak tahun 1972 kawasan Masjid ini ditetapkan sebagai kawasan heritage dan tempat wisata religi.

Alhamdulillah, belum lama berselang, kami (Tim Kerja Pondok Pesantren Tahaffudzul Quran (PPTQ) Tasnim dan Masjid As-Saadiah Rahman, Depok Jawa Barat), bertetirah ke Masjid yang dikelilingi oleh beberapa bangunan berarsitektur Tiongkok dan Arab ini. Masjid Ampel didirikan tahun 1421 Masehi oleh Sunan Ampel, dibantu oleh sahabat karibnya, Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, serta para santrinya.

Sunan Ampel yang bernama asli Sayyid Muhammad Ali Rahmatullah ini adalah seorang Wali di antara Walisongo yang mengajarkan Islam di Pulau Jawa, khususnya Surabaya. Lahir tahun 1401 di Kerajaan Champa, tepatnya di kota Phan Thiết, Vietnam. Kerajaan kuno di kawasan Indo China yang wilayahnya membentang dari Vietnam hingga Laos sekarang.

Sunan Ampel adalah putra dari Syekh Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy dan Dyah Candrawulan. Ibrahim Zainuddin adalah putera Jamaluddin Akbar al-Husaini (putera dari Syekh Jumadil Kubro). Sunan Ampel juga merupakan keponakan Dyah Dwarawati, isteri Raja Majapahit Prabu Brawijaya.

Sebuah perjalanan panjang Sunan Ampel, dari Champa ke Majapahit, dan akhirnya di Ampel. Dari Champa, Sunan Ampel belia sempat singgah di Sumatera, sebelum akhirnya menginjakkan kaki di Tanah Jawa dan menetap di Tuban, Jawa Timur. Selanjutnya, dia pergi ke Istana Majapahit di Trowulan (Mojokerto) untuk menemui bibinya, Dyah Dwarawati. Kedatangan Sunan Ampel muda itu pun disambut gembira oleh Sang Bibi dan juga Raja Majapahit. Di kemudian hari, Sang Raja memintanya untuk mendidik para bangsawan Majapahit agar memiliki budi pukerti yang mulia.


Sisi lain Masjid Sunan Ampel


Sunan Ampel pun melanjutkan dakwahnya kepada masyarakat. Suatu kali, dalam perjalanan di Surabaya, dia menemukan tempat kosong di daerah Ampeldenta Surabaya. Di situ, lalu dibangun Masjid sebagai tempat ibadah dan dakwah. Juga dibangun sebuah padepokan pendidikan bernama Pondok Pesantren Ampeldenta. Di situ pula, selama puluhan tahun Sunan Ampel mendakwahkan nilai-nilai agama Islam.


Suasana di dalam Masjid Sunan Ampel


Sunan Ampel yang dikenal pula dengan nama Raden Rahmat, meninggal tahun 1481, dalam usia 80 tahun. Dimakamkan di Kompleks Pemakaman yang ada dalam area Masjid Ampel. Di area pemakaman itu pula sahabat karib dan keluarganya dimakamkan. Sunan Ampel dikaruniai tujuh anak, di antaranya adalah Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), dan Dewi Murtasiyah (isteri Sunan Giri), serta Dewi Asyiqah (isteri Raden Patah, Demak).


Makam Sunan Ampel di Area Pemakaman Masjid Sunan Ampel

Sedikit catatan, ornamen pada Kompleks Pemakaman Sunan Ampel tersebut memiliki daya tarik unik karena dipengaruhi oleh kultur asal Ibunda Sunan Ampel, yaitu puteri Raja Champa. Sementara itu, arsitektur Masjid Sunan Ampel merupakan perpaduan gaya Jawa kuno dan Arab, serta juga masih ada pengaruh alkuturisasi budaya lokal dan Hindu-Buddha. Masjid Sunan Ampel memiliki tiang soko guru 16 tiang dengan ketinggian 17 meter. Seluruh tiangnya terbuat dari kayu jati. *** (YW)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERUI – PAPUA: Masjid Agung Darussalam

THAIF-MAKKAH: Masjid Kuk, Jejak Mukjizat Rasulullah

Jawa Barat: Masjid As-Saadiah Rahman, Kota Depok